Sabtu, 31 Mei 2008

Tolok Ukur Orang Bijak

Orang Bijak Memelihara Hati yang Murni: perkataan dan tingkah laku selalu membangun.
Orang Bijak itu Pendamai: tahu kapan ia harus berbicara, yaitu pada waktu prinsip harus ditegakkan
Orang Bijak itu Peramah: selalu membangun hubungan yang harmonis, mempertimbangkan perasaan orang lain, dan tidak memandang muka.
Orang Bijak Memiliki Hati yang Tunduk: hikmat yang benar tidak membuat seseorang merasa dirinya paling pintar. Ia selalu membuka diri untuk menerima saran, nasihat, tidak anti kritikan, dan bersedia memenuhi permintaan yang benar meskipun berat.
Orang Bijak Penuh Belas Kasihan dan buah-buah yang baik: jika seorang teman dalam kesulitan, jangan mengganggunya dengan menanyakan apa yang bisa kita perbuat. Pikirkan sesuatu yang cocok dan kerjakan.
Orang Bijak tidak Memihak: meski berat, ia akan berpegang dan berpihak pada kebenaran.
Orang Bijak tidak Munafik: ia terlebih dulu bersikap jujur, bekerja keras, dan kooperatif

Kamis, 22 Mei 2008

Gerakan Kasih demi Keselamatan 3



Perjuangan utama manusia adalah menata aneka masalah menjadi lebih baik, dan dengan ini memperkuat hidup batin. Tidak semua masalah dapat diselesaikan oleh manusia. Kita perlu memberi waktu kepada Tuhan berkarya bagi kita melalui aneka masalah itu. Bahkan kadang kita perlu bekerja sama dengan aneka masalah yang tak terhindarkan demi ketentraman batin sampai pada waktunya kita dapat melihat buah-buah rohani daripadanya. Mengampuni bukan masalah kalau orang bisa memahami; disakiti tidak menjadi masalah kalau orang tidak memaksa untuk mengingatnya; derita dan kematian bukan masalah kalau orang melihat kemuliaan Tuhan.



Umat beriman dengan kesadarannya yang khusus dan unik, dipanggil untuk menerima dan mengalami Kasih Allah, sekaligus diutus untuk menjadi penyalur Kasih-Nya. Kalau kita tidak melakukan apapun, berarti kita tidak menyalurkan segala berkat yang sudah kita terima. Dengan demikian, berkat yang telah kita terima dari Tuhan akan "mandul" dan berhenti pada diri sendiri.

Perwujudannya adalah "Bukalah Mata", pahamilah bahwa dunia bukanlah tempat sempurna, namun dalam proses penyempurnaan melalui aneka pergumulan dan tantangan hidup yang harus dihadapi.

Tindakan mengasihi dan dikasihi ketika segalanya dalam keadaan baik-baik adalah hal biasa, tetapi menjadi luar biasa ketika kita harus mengasihi dalam kehidupan yang telah menyakitkan. Justru di sinilah letak proses pemurnian dan penyempurnaan hidup manusia. Tidak ada fakta yang lebih membesarkan hati daripada kemampuan orang untuk mengangkat kehidupannya dengan usaha yang penuh kesadaran ini.