Minggu, 27 Juli 2008

Makna Ekaristi bagi anak

"Bu, kapan selesainya????"
"Bu, kok lama ya?????"

Pertanyaan itu yang sering kudengar saat mendampingi anak-anak di sekolahku merayakan ekaristi di gereja. Kebetulan aku mendampingi anak-anak yang masih berusia 6 sampai 7 tahun dan mereka sedang duduk di kelas satu saat ini.
Mendengar pertanyaan itu, aku merasa berontak dalam hati.
Dan parahnya lagi, di dalam gereja, peranku sudah berganti. Bukan lagi seotang guru tetapi berubah menjadi satpam, yang tugasnya menjaga ketenangan serta ketertiban anak-anak selama perayaan ekaristi berlangsung.
Banyak cara harus kulakukan supaya anak-anakku mau tenang. Mulai dari melotot sampai mengacungkan telunjukku dengan harapan mereka mau diam.

Alih-alih mengajak anak-anak mau terlibat dalam perayaan ekaristi yang sakral, malah membuat diriku menjadi pendosa.

Sejenak aku teringat kata-kata indah yang pernah disampaikan Yesus, "Biar kanak-kanak datang padaKu" Lha, bagaimana anak-anak bisa datang?? Wong mau bergerak saja dipelototi gurunya!!!!
Dilema itu yang selalu membuatku tersiksa apalagi kalau sudah ada pemberitahuan akan ada misa sekolah.

Misa kreatif untuk anak sebenarnya bisa menjadi sarana untuk mengantar anak-anak datang pada Yesus dengan ikhlas. Tetapi ada sebagian umat dan beberapa tokoh penting dalam gereja masih memegang teguh tradisi gereja dengan segala bentuk ritualnya yang kurang setuju diadakannya misa kreatif untuk anak.
Pada dasarnya bukan tata perayaannya yang diubah, melainkan disusun dan dikreasi (disesuaikan dengan daya tangkap anak) sehingga mudah dipahami anak dan akhirnya anak-anak bisa dengan "rela" mengikuti ekaristi dengan khidmat.