Selasa, 03 Juni 2008

Memberi Makan

bertambahnya jumlah penduduk dunia berpengaruh pada banyaknya sumber makanan dan minum yang dibutuhkan.
sedang dibeberapa lahan yang dulunya adalah sawah, kini sudah 'dicemari' oleh bangunan-bangunan menjulang, perumahan (kebanyakan kosong, karena tidak laku dijual; bahkan ada 1 orang yg mempunyai banyak stok rumah tapi tidak ditempati). msumber mata air tercemar dan ada pula yang sengaja dijadikan tempat pembuangan limbah (pada beberapa sawah juga terjadi), atau sumber mata air dimonopoli oleh perusahaan pembuat minuman segar dalam kemasan(padahal sumber mata air adalah sumber daya alam yang sebenarnya tidak boleh dimonopoli)


Ketika sabda Allah disampaikan kepada umat Israel lewat nabi Yesaya, orang Israel memang sedang menderita kekurangan makanan, karena mereka berada di pembuangan. Mereka dibuang , karena mereka tidak memiliki kekuatan untuk bertahan, karena antara pemimpin dan rakyat tidak ada kesatuan.
Pemimpin meninggalkan rakyat, karena para pemimpin hanya memikirkan diri sendiri, menumpuk kekayaan bahkan dengan memeras rakyatnya. Akibat selanjutnya adalah rakyat kelaparan dan tidak memiliki kekuatan, bahkan rakyat meninggalkan pemimpin dan raja mereka.
Tanpa ada pembagian makanan, rakyat menjadi rapuh, raja menjadi tidak berdaya. Itu disebabkan karena terutama para pemimpin tidak mendengarkan Firman Allah dan tidak mengikuti hukum Allah dalam berbagi makanan. Pada situasi seperti itulah Allah mau membangun kembali bangsa Israel di pembuangan, dengan mengajak mereka mendengarkan firman Allah dan melakukannya, agar mereka dapat hidup dengan saling berbagi makanan dan minuman yang benar.

Sekitar 50 tahun yang lalu, umat manusia diliputi kekhawatiran, yaitu apakah dunia atau bumi ini akan cukup menyediakan makanan bagi penduduk bumi. Dalam keadaan seperti itu, justru orang-orang yang berkelimpahan memiliki tambahan ketakutan dan kekhawatiran, apakah dapat hidup dengan sedikit saja mengurangi makanan dan minuman. Tetapi kiranya yang menjadi problem adalah apakah mau mengurangi berkelebihan yang ada pada mereka yang serba berkelimpahan itu.
..................
Tahun-tahun akhir ini orang melihat kelaparan dan kekurangan makanan ternyata bukan karena jumlah mulut yang makan, tetapi karena sistem pembagian makanan yang tidak adil dan merata. Ada 80% penduduk dunia yang rata-rata makan hanya Rp 500,oo sedangkan 20% rata-rata dalam sehari menghabiskan uang makan Rp 25.000,oo - Rp 50.000,oo (nilai uang sebelum kenaikan BBM, 2006). Itulah yang menjadikan banyak orang kelaparan meski makanan cukup.
Orang jaman sekarang juga tidak mendengarkan suara Tuhan, suara kehidupan yang benar dan hidup tidak menurut hukum Allah.
Dalam lingkup hidup kita masing-masing, dalam keluarga, kita harus berusaha jangan sampai terseret arus kehidupan yang membuat kita tidak peka terhadap kebutuhan sesama kita.
Sistem yang tidak adil membuat orang menjadi pemburu makanan dan kebutuhan hidup; siang dan malam bekerja tanpa mengenal waktu dan lelah, sehingga membuat kita tidak mampu memberi makanan dan minuman kepada anak-anak yang paling penting, yaitu perhatian dan hati. Kalau ini tidak diperhatikan, akan lahir generasi manusia, yang tanpa kasih sayang sebagai bekal utama un tuk hidup. Itulah yang terjadi dan itulah yang pantas kita prihatinkan. Bila kita tidak mampu memberi makanan dan minuman yang paling dasar, yaitu hati dan kasih sayang, maka akan terjadi suatu sistem kehidupan, yang tetap melanggengkan ketidakadilan, bahkan kekerasan dalam memperjuangkan dan menyelenggarakan hidup


disalin dari Lorong Sempit ke Kerajaan Allah 7, Menuju Dunia Baru


Tidak ada komentar: