Selasa, 01 April 2008

Ujian Tentang Kasih

Slogan tentang Kasih selalu didengungkan dan sebagai pengikut Kristus kita pasti tahu bahwa Kasih merupakan Hukum paling Utama dan menjadi dasar pengajaran Tuhan Yesus Kristus.
Masalahnya sekarang adalah, sudahkah kita menerapkan Kasih itu dalam setiap kehidupan kita? Yesus mengajarkan tentang Kasih didukung dengan perbuatan nyata yang dapat kita lihat dalam kehidupanNya. Bagaimana Ia berjalan keliling untuk memberitakan Injil sebagai wujud KasihNya terhadap jiwa-jiwa yang terhilang, dan bagaimana Ia menolong orang-orang yang susah.
Sikap dan tindakan kita dalam kehidupan sehari-hari bisa dijadikan sebagai alat penguji tentang Kasih kita kepada Tuhan maupun sesama.

Memberi Pertolongan:
Kasih mendorong kita melakukan sesuatu bagi Tuhan maupun sesama. Alkitab berkali-kali menyebutkan bagaimana hati Yesus tergerak oleh belas kasihan, sehingga Ia melakukan sesuatu bagi orang banyak yang memerlukan pertolonganNya. Jika kita tahu persis apa yang harus kita lakukan untuk seseorang yang membutuhkan pertolongan, dan kita yakin kita bisa melakukannya tetapi kita tidak melakukannya, Kasih kita perlu dipertanyakan; ada yang perlu dibenahi di dalam diri kita.

Mengusahakan Perdamaian:
Ibrani 12:14 berkata; "Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan." Ayat ini mungkin tidak asing lagi, kita tahu persis apa maksudnya. Tetapi di dalam pelaksanaannya tidaklah semudah yang kita bayangkan. Tidak sedikit (orang Kristen) yang memutuskan untuk hidup dalam kebencian, tidak mau berdamai atau tidak mau mengusahakan perdamaian. Apalagi jika seseorang merasa lebih tua, gengsi jika harus mengalah terhadap yang muda dengan menyapa terlebih dahulu atau memperbaiki hubungan yang rusak. Keputusan untuk mengusahakan perdamaian membuktikan bahwa kita sedang berusaha untuk menyatakan Kasih kita kepada Tuhan dan sesama.

Tidak bersukacita atas kejatuhan musuh:
Umumnya kita akan merasa jengkel kepada musuh atau kepada orang yang kelakuannya menyebalkan. Bahkan kadangkala kita mengharapkan musuh kita itu mengalami keadaan yang tidak baik ketika ia "jatuh", maka kita akan bersukacita dan tertawa seperti orang yang menang. Tetapi kita perlu menyadari bahwa sikap seperti itu menunjukkan ada sesuatu yang tidak beres dalam diri kita, khususnya dalam hal Kasih kita sebagai pengikut Yesus. Amsal berkata agar jangan kita bersukacita jika musuh kita jatuh, karena Tuhan pasti akan berperkara juga terhadap kita. Mendoakan musuh kita dan memohonkan yang baik baginya adalah bukti Kasih kita kepadanya.

(disadur dari MannSor, edisi Oktober 2007)

Tidak ada komentar: