Kamis, 10 April 2008

Mengalami Keresahan Dan Kecemasan

Dalam diri setiap orang ada dorongan untuk menjadi lebih. Persoalannya ialah ke arah manakah dorongan untuk menjadi lebih itu. Ada yang ingin menjadi lebih kaya, lebih tinggi kedudukannya, lebih berkuasa, ingin lebih dikenal, populer, lebih diterima. Memang manusia lahir untuk hal-hal yang besar dan luhur. Maka ada orang-orang yang tidak merasa cukup dengan hanya berbuat hal-hal yang baik, seperti Pemuda Kaya dalam Matius 19: 16-26.

Apakah yang menarik dalam diri Yesus bagi pemuda itu? Pemuda itu pasti sudah mendengar apa yang diajarkan Yesus dan bagaimana Yesus mengajar kepada orang banyak. Yesus memang digambarkan mengajar tidak seperti para Rabbi atau ahli Taurat. Diri Yesus penuh wibawa dan daya tarikke hidup yang lebih baik. Ajaran dan cara-Nya mengajar menggugah orang pada kesadaran bahwa ada hidup yang lebih baik daripada yang biasa atau umum dihayati oleh pemuda itu. Yesus bagaimanapun menimbulkan keresahan pada pemuda itu, menimbulkan ketidakpuasan akan hidup yang dijalani. Dalam diri Yesus ada ajakan keluar dari cara hidup yang sudah baku dan memandegkan menuju ke hidup dalam kesegaran dan kebaruan. Pemuda yang berhadapan Yesus tergerak untuk menemukan hidup kekal atau kualitas hidup yang membebaskan dirinya dari berbagai kegelisahan dan keresahan.

Pemuda itu memang kaya, dengan kekayaannya dia sudah terbiasa untuk berbuat. Dia tahu pula bahwa dengan kekayaannya dia dapat memperoleh apa yang dinginkan. Dia tahu bahwa dengan kekuasaannya itu ia berkuasa. Dia tahu bahwa kekayaan atau uang adalah kekuasaan. Namun, dia juga punya keinginnan untuk memperoleh hidup kekal secara pasti, karena ia sudah terbiasa dengan kepastian atas dasar kekuasaan dari uangnya.
Dia sungguh punya kemauan baik dengan menanyakan hal itu, karena Yesus pun memandangnya dengan penuh Kasih. Dia jujur dan saleh menurut kaidah-kaidah yang dia ketahui dan tekuni.
Namun kejujuran serta kesalehannya terperangkapoleh alam pemikiran yang dikitari oleh uang dan kekayaan, yaitu praktis, pragmatis serta efisien. "Ada uang ada barang".
Kepada pemuda itu, Yesus menawarkan untuk merubah orientasi hidup. Dengan bersabda bahwa tak ada seorangpun yang baik  selain Allah, Yesus menunjukkan kepada pemuda itu bahwa bukan banyaknya hal atau banyaknya perbuatan baik, tetapi pribadi itulah yang baik. Yesus menawarkan orientasi hidup pada relasi antar pribadi.
Kualitas hidup yang ditawarkan oleh Yesus adalah hidup dalam kualitas relasi pribadi yang benar, bukannya banyak hal dan perbuatan fungsional tanpa menyentuh dunia kepribadian manusia yang relasional.
Banyak hal dan perbuatan dapat dan kerap memang menyembunyikan ketidakmampuan manusia untuk membangun relasi. Itulah yang sering terjadi pada banyak orang sibuk, berbuat banyak hal, dan akhirnya semakin dia kehilangan untuk membangun hubungan pribadi.

"Juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah kepada orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di surga, kemudian datanglah kemari dan ikutlah Aku".
Dengan sabda itu Yesus menantang pemuda jujur itu untuk membuang dan meninggalkan keyakinan yang sampai sekarang  dia pegang, yang pada dasarnya uang adalah kekuasaan. Yesus mengajak untuk mengubah keyakinan itu menjadi suatu keyakinan bahwa uang untuk mengabdi dan menolong orang miskin dan dalam kekurangan.
Menolong bukan untuk menguasai tetapi menolong yang menyentuh ke pembangunan harga diri dan hubungan antar pribadi yang bermartabat. Membebaskan diri dari paham dan keyakinan bahwa kekayaan serta uang adalah kekuasaan itulah yang sulit dilakukan oleh pemuda tersebut. itu pulalah yang menjadi kesukaran banyak orang dan kita semua.
Kualitas hidup relasi antar pribadi memang merupakan komunikasi hidup timbal balik. Komunikasi hidup antar pribadi itulah yang digambarakan melalui Sabda Kebenaran, dasar terdalam dari komunikasi hidup itu ialah Sabda Allah yang bagaikan terang serasa seperti pedang bermata dua yang mampu menembusi dan membedakan jiwa kemanusiaan dan roh kebenaran dari Allah.
Resiko mau memiliki harta kekal yaitu hidup dalam relasi yang benar, tanpa manipulasi dan pelecehan satu sama lain. Dalam relasi antar pribadi itulah akan tersingkap adanya kerapuhan, kelemahan yang kerap ditakuti bila ditemukan. Di situ pula terdapat sumber kelumpuhan, kebutaan dan ketulian dan kebisuan yang membuat orang sukar untuk membangun relasi yang benar. Karena itu orang lebih suka bersembunyi di balik fungsi-fungsi dan perbuatan-perbuatan.



( disalin dari Lorong Sempit Ke Kerajaan Allah seri 7, MENUJU DUNIA BARU )



Tidak ada komentar: